Alhamdulillah... Aku bersyukur telah menuntaskan kegiatan LIVE IN DESA NGLUTUNG menjelajahi desa asing, dan berbagi kebahagiaan untuk yang lain Yang kudapat saat Live In, adalah.. 1. Peningkatan LIFE SKILL: Peningkatan skill-skill yang sudah ada:
2. PENGALAMAN dan WAWASAN baru
3. MOMEN paling BERKESAN dan membuatku lebih bersyukur.
4. IDEKU untuk Nglutung pasca LIVE IN
5. NEXT PROJECT, aku ingin berbuat sesuatu untuk sekitarku/orang lain
6. UANG SAKU akan kumanfaatkan untuk kegiatan...
0 Comments
Assalamualaikum, teman-teman! Setelah di hari pertama kita berkunjung ke ITS, kali ini kita akan menilik Kampung Lawas Maspati. Diawal, kami agak panik, karena kami terlambat dan akhirnya ketinggalan bis, alhamdulillah kami masih bisa menyusul dengan rombongan kedua bersama Tante Ika, Om Dimas, Zaidan, Angga, Bu D, Pak D, dan Keni. By the way, bis yang kami tumpangi ini bukan bis biasa lho! Bis tersebut adalah Suroboyo Bus, yang kami naiki sejak dari terminal Joyoboyo. Suroboyo Bus ini unik banget! Kita bisa menukarkan beberapa AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) untuk menaiki bis ini, bis ini juga bisa dikatakan mewah untuk ukuran bis yang bertarif Rp 2.500 bagi pelajar dan Rp 5.000 bagi umum, ada tempat untuk charging, pegangan untuk yang berdiri, tempat duduk khusus lansia, ibu hamil, disabilitas dan orang berkebutuhan khusus lainnya. Bis ini cukup nyaman, bersih, memiliki AC yang sejuk dan air suspension yang nyaman. Kereen! Sumber: djpb.kemenkeu.go.id Kami turun di Halte Pringadi, lalu berjalan menuju Kampung Lawas Mespati. Setelah berjalan kuramg lebih 7-10 menit, sampailah kami di sana. Kampung Lawas Maspati ini terletak di dekat Tugu Pahlawan, di Kecamatan Bubutan, di Jalan Maspati V. Kampung Lawas Maspati ini terdiri dari 2 gang, 5 RT (Rukun Tetangga), Penduduknya berjumlah sekitar 1.300an jiwa, KK/Kepala Keluarganya ada 300an. Pendiri kampung Lawas Mespati adalah Mbah Buyut Suruh. Oia, Kampung Lawas Mespati ini pernah memenangkan lomba Green & Clean Surabaya 3x berturut-turut. Sumber: dokumentasi teman-teman KJI Disini, kami dipandu 2 guide cilik sekaligus, Mas Rafi dan Dek Khadijah, dan juga didampingi penulis buku Surabaya Punya Cerita yakni Cak Ipung dan tokoh masyarakat Pak Subhan. Sumber: dokumentasi teman-teman KJI Di depan gang, ada banyak tanaman Hidroponik yang nantinya akan dibagikan secara merata kepada warga, dan sisanya bisa dijual online melalui WhatsApp Group. Selain itu, juga ada kolam lele yang bisa dipanen warga. Di kampung ini, ada sekolah Ongko Loro. Sekolah Ongko Loro adalah sekolah yang didirikan oleh Pemerintah Belanda dalam rangka menjalankan politik etis, sekedar menghilangkan buta huruf dan mampu berhitung. Sekolah Ongko Loro yang ada di Kampung Lawas Maspati sudah berubah fungsi menjadi rumah biasa. Sumber: dokumentasi pribadi Oiya, selama pandemi, anak-anak warga Kampung Lawas Maspati belajar bahasa Inggris di Taman Baca Maspati. Selain dilengkapi dengan Wi-Fi, Taman Bacanya juga colorful, buku bacaanya banyak, sayangnya kami tidak bisa melihat-lihat taman bacanya. Dan ternyata, di depan taman baca ada TK/Taman Kanak-kanak yang sudah tidak beroperasi. Sumber: dokumentasi pribadi Lalu, ada rumah yang dibangun di tahun 1907, namanya Omah Tua. Dulunya, para pemuda menggunakan rumah ini untuk merencakan strategi perang 10 November 1945. Sekarang menjadi kafe yang beroperasi sejak jam 5 hingga jam 9 atau jam 10 dan menjadi perpustakaan. Sumber: dokumentasi pribadi Destinasi selanjutnya adalah kuburan (dalam bahasa Jawa disebut Pesarehan) dari pendiri Kampung Lawas Maspati Sumber: dokumentasi pribadi Setelah selesai berjalan-jalan, kami beristirahat di tempat kumpul-kumpulnya warga, lalu kami disuruh untuk mengkritisi apa yang kurang dari kampung ini, aku duduk di tempat yang berbeda karena nggak ada tempat duduk. Lalu, pak RWnya menyapaku dan menyuruhku untuk memberi masukan terhadap kampung ini sambil direkam. Aku mencermati di kampung ini hampir semua rumahnya tertata rapi, tapi ada sebuah rumah yang sedang dijual yang (bisa dibilang) sangat kumuh, tidak terawat dan dalam kondisi rusak. Dan, karena telah mengkritik aku diberi hadiah berupa tepak kain. Fair dan Zaidan juga diberi hadiah karena sudah mengkritik. Malahan Zaidan juga diberi buku karena kritikannya bagus. (Sebenarnya masih ada beberapa orang lagi yang ikut mengkritik, tapi aku lupa) Sumber: dokumentasi teman Pulang dari Kampung Maspati, kami berjalan kaki ke halte Alun-alun contong. Di sana kami mampir ke sebuah taman (lengkap dengan playgroundnya) untuk beristirahat sebentar sambil menunggu Surabaya Bus.
Kami kembali ke Terminal Joyoboyo. Teman-temanku dijemput oleh orang tuanya. Setelah itu, kita pulang ke rumah masing-masing Assalamualaikum teman-teman! Karena aku sudah mendapat liburan PAS dari pesantren, ibuku membuat KJI dengan tema Meet the Maestro. KJI kali ini berbeda, lho! Karena KJI kali ini diselenggarakan secara offline (tetap mematuhi protokol kesehatan, kok) di kota Surabaya selama 2 hari (hari Sabtu (18-12-2021) dan hari Minggu (19-12-2021)). Kopdar KJI ini diikuti oleh 16 peserta, ada Syam, Reza, Fattah, Zaidan, Dhika, Akmal, Angga, Huda, Nabil, Satria, aku, Keni, Bening, Kinar, Fairly dan Aqila Sabtu, 18-12-2021 Aku menuju ke ITS sekitar jam 7.30an, tepatnya kami mengunjungi ITS Robotics Center. Selain menjadi tempat perakitan robot-robot UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Robotika , ITS Robotics Center digunakan untuk tempat praktikum mahasiswa dan pengujian sinyal 5G yang dikembangkan bersama dengan Nokia, Indosat Ooredo, universitas Oulu dan ITS. Narasumber kali ini adalah pak Rudi, yang telah jauh-jauh datang ke ITS dari Sidoarjo. Pak Rudi sudah memasuki dunia robotika sejak tahun 2005, 2 pekan yang lalu ia memenangkan kejuaraan ABU Robocon di China, kejuaraan membuat robot terbang di Amerika dan kendaraan air otomatis. Pak Rudi sudah menempuh pendidikan hingga S3, lho! Di depan ITS Robotics Center terparkir sebuah mobil golf yang unik, karena ternyata itu adalah iCar, mobil bertenaga listrik otonom (mampu berjalan tanpa pengemudi). Diharapkan di tahun 2022 iCar bisa menjadi mobil komuter yang berhenti di halte-halte kampus yang dipanggil dengan aplikasi tersendiri. Sumber: Dokumentasi teman-teman Lalu, pak Rudi memperkenalkan kami dengan Raisa (Robot Medical Assistant ITS-UNAIR), Raisa bertujuan untuk membawakan logistik bagi pasien tanpa harus melakukan kontak fisik dengan perawat. Raisa digerakkan menggunakan stik PlayStation yang tersambung dengan komputer, komputer ini tersambung dengan Raisa melalui jaringan Wi-Fi. Raisa memiliki roda yang mampu berputar 360 derajat, sehingga memudahkan mobilitas Raisa. Di sebelah kanannya Raisa, ada lampu indikator. Lampu berwarna hijau berarti boleh mendekat/sedang standby, lampu berwarna kuning berarti sedang bergerak, lampu berwarna merah berarti ada error/kerusakan. Beban maksimal yang bisa dibawa Raisa adalah 50 Kg. Di layar monitor Raisa, akan ada video perawat, dan di kanan atas ada video kita, bisa dibilang semacam video call. Secara berkala, Raisa mengirim data kepada tim pembuatnya, sehingga diketahui keaktifannya. Sumber: dokumentasi KJI Pak Rudy juga menunjukkan kami Umaru, Tomo dan Ichiro/Hiro. Mereka adalah robot atletik yang bisa bermain basket, angkat besi, berlari dan memanah. Mereka juga diberi program untuk bangkit sendiri ketika jatuh, karena bisa saja saat lomba mereka terpleset, tersandung, tersenggol (atau disenggol) robot lain. Beberapa pekan yang lalu, robot-robot ini memenangkan perlombaan di China. Harga untuk Ichiro (Yang paling besar) adalah 180 juta, didanai oleh ITS. Umaru, Tomo dan Ichiro diprogram menggunakan bahasa pemrograman C+, C++ dan Python. sumber: dokumentasi KJI Setelah puas melihat-lihat robot humanoid yang kecil, kali ini pak Rudi mengajak kita melihat-lihat robot berukuran sedang, namanya IRIS (ITS Robot Industrial System) pak Rudi mulai mengembangkannya di tahun 2017. Ada robot yang bermain sepak bola, dan ada yang melemparkan anak panah ke dalam tong. Robot yang bermain sepak bola ini ada 5, semuanya mendeteksi bola menggunakan sensor warna. Bentuknya seperti piramida. Di lomba, ada 3 robot yang diuji Rencananya, 2050 bisa bermain sepakbola dengan manusia mengikuti aturan FIFA. Sedangkan robot yang melemparkan anak panah ke dalam pot, bentuknya sederhana, ada satu robot yang melemparkan anak panah, ada lagi yang mondar-mandir. Sayangnya, kami tidak bisa melihat langsung robotnya beroperasi, karena operatornya sedang liburan. Robot ini mengikuti kejuaraan ABU ROBOCON 2021 secara daring dan mendapat peringkat pertama! Bayangkan saja, sejak 2005 memasuki dunia robotika, baru sekarang di tahun 2021 mendapat peringkat 1. Lama sekali, kan? Oleh karena itu, kita jangan menyerah dulu terhadap usaha kita. Pak Rudi menyemangati timnya dengan begini, "Pak, ini kok robotnya ndak bisa jalan sesuai sama harapan kita, ya?" keluh seorang mahasiswa.
"Kamu ngerjakannya mulai kapan?" Pak Rudy balik bertanya. "Sepekan, Pak" "Tambah 1 pekan lagi!", begitu jawab beliau. belum juga ada kemajuan? "Tambah 1 pekan lagi!" dan begitu seterusnya... Alhamdulillah, lama-lama robotnya sudah bisa beroperasi dengan baik. "Intinya jangan cepat menyerah dan berputus asa... InsyaaAllah akan ada jalan," pungkasnya. Apa itu Phantom Forces?
Phantom Forces adalah sebuah game FPS (First Person Shooter) yang dikembangakan oleh StyLis Studios pada 2016 sampai saat ini. Phantom Forces bukanlah game yang bisa diunduh di Steam atau Google Play Store, untuk memainkan Phantom Forces, kita harus ke situs game online terbesar di dunia, Roblox. Phantom Forces sangat terinspirasi dari game Battlefield 3 & 4. Mengapa aku sangat menyukai game ini?
Mengapa? Karena:
Informasi lain mengenai Phantom Forces Sejak pertama kali dirilisnya Phantom Forces, ada sebuah fitur yang tidak pernah ada yaitu fitur Equipment. Jika fitur ini benar-benar ada, mungkin para player bisa membawa alat-alat ke medan pertempuran seperti misalnya:
Hal-hal yang membuatku sedih tentang Phantom Forces Hal yang membuatku sedih adalah sedikitnya YouTuber yang bermain Phantom Forces, kebanyakan dari mereka jarang upload video mereka ke YouTube, hanya bermain sesekali/tidak menekuni, sudah keluar dari komunitas Phantom Forces, dan banyak alasan lainnya. Jika ditanya, "Apakah ada YouTuber Indonesia yang bermain Phantom Forces?", jawabannya adalah, ada. Tetapi mereka jarang upload (Seperti Kajimeru), sudah bosan, hanya sekedar bermain/tidak menekuninya. Beberapa player Phantom Forces juga toxic, pay-to-win, dan membuat berbagai candaan tentang Phantom Forces yang bisa membuat kesan negatif kepada game ini. Kurangnya keseimbangan beberapa senjata juga membuat beberapa orang enggan bermain game ini, seperti misalnya:
Lalu diubah menjadi seperti ini: Aku berada di kelas 7B dengan nomor absen 29 PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dimulai pada tanggal 17 (Atau sekitarnya), menggunakan Zoom dengan jadwal seperti di bawah ini: Buku-buku yang digunakan:
Hai teman-teman, 2 hari yang lalu (tanggal 17 Juli) aku memulai PJJ. Karena kondisinya masih pandemi & pemkot Batu (Tempat pesantren Al-Irsyad) juga belum mengizinkan sekolah tatap muka, dan juga karena adanya PPKM. Ini adalah jadwal PJJku. Aku masuk di kelas 7B dengan wali kelas ustadz Ahmad Salah satu program unggulan PIAT 7 adalah Pembiasaan Ibadah Harian, jadi di situ ada list ibadah sunnah harian (shalat dhuha, shalat malam, shalat witir, shalat rawatib, murajaah Al-Qur'an, hafalan Al-Qur'an, puasa sunnah dll) yang akan dicentang jika kita mengerjakannya, ini adalah salah satu syarat naik kelas & kelulusan di PIAT 7.
Syarat-syarat naik kelas di PIAT 7 adalah:
Syarat-syarat kelulusan MTs di PIAT 7:
Di pesantren, jadwal kita diatur oleh bidang kepengasuhan kecuali saat kita di MTs. Bidang kepengasuhan mengurus tata tertib di pesantren. Kegiatan-kegiatan di pesantren antara lain:
Buku panduan santri adalah buku yang mengatur:
Peraturan & Tata Tertib Tata tertib di Asrama/Pesantren
Pada hari Minggu lalu, aku diajak kak Fathul untuk mendampinginya mengajar KelasKodeKilat Scratch. Sebenarnya Studio Kode juga sudah mengajakku dari lama, mungkin 1 bulan sebelumnya, tapi karena belum ada informasi lebih lanjut, aku hanya mengiyakan.
Lalu, minggu lalu ibuku menjelaskan rencana itu. Dan aku juga di-briefing oleh kak Fathul 2 kali. Jadi di KelasKodeKilat itu kita akan belajar sebuah materi dari Studio Kode selama 90 menit, materinya juga bermacam-macam, misalnya ada Android Builder, Game & Animation Creator, Digital Literacy Program dan Digital Artist. Nah, di kesempatan kemarin aku menjadi asistennya kak Fathul, kak Fathul mengajarkan tentang simulasi memilah sampah menggunakan Scratch. Karena ini adalah kali pertamaku ikut menjadi asisten di KelasKodeKilat, aku hanya berbicara sedikit, aku menjelaskan tentang konsep proyek kali ini, dan aku juga menjelaskan tentang kategori-kategori sampah dan mengapa pemilahan sampah itu penting. Selebihnya, kak Fathul yang mengurus. Kelasnya ada dua sesi, sesi pertama berisi 6 orang anak-anak yang rerata usianya adalah 11-12, kemudian di sesi kedua rata-rata usia anak-anaknya adalah 9-7 tahun. Dan ternyata, teknik mengajarnya berbeda, agar anak-anak yang lebih kecil bisa tetap fokus dengan materi, kak Fathul juga main tebak-tebakan dengan mereka, agar mereka tidak bosan. Aku jadi belajar cara kak Fathul mengajar, dan bagaimana caranya agar anak-anak tidak bosan, atau misalnya perbedaan cara mengajar untuk remaja dan anak-anak Sekian dariku, wassalamualaikum! Assalamualaikum teman-teman!
(Bisa dibilang ini adalah part 2 dari postinganku tentang MIT AI2) Dulu, saat aku masih kecil, aku pernah ikut kursus mempelajari Scratch dengan (kalau tidak salah) Coding Bunay. Tapi saat itu aku masih kecil, dan materinya cukup sulit, jadi tidak lama kemudian, aku keluar. Mengapa Scratch banyak digunakan sebagai pengenalan terhadap programming? Karena memang Scratch didesain untuk anak-anak, mulai dari user interfacenya, gambar-gambarnya/Sprite-spritenya, juga karena programmingnya menggunakan bahasa pemrograman visual/block. Berbeda dengan MIT App Inventor 2, output/hasil dari proyek Scratch file .sb3, bukan .apk/.aia Dulu aku sempat menyukai Scratch, tetapi karena aku belum paham apa itu X dan Y, variabel, logika dan lain lain, aku keluar dari kursus. Aku mulai mempelajari Scratch lagi akhir-akhir ini karena Studio Kode membuat acara Kelas Kode Kilat, dan aku menjadi asisten, sedangkan kak Fathul akan menjadi speakernya. Rencananya kami akan mengajarkan software Scratch yang intinya mengajarkan tentang pemilahan sampah. Aku disuruh kak Fathul untuk mencontoh block Scratch yang sudah dibuat kak Fathul, sambil belajar lagi tentang Scratch, terakhir kali aku mencoba-coba Scratch saat masih versi 2, dan ternyata sekarang sudah versi 3. Tidak banyak berubah sih, tapi sekarang lebih putih tampilannya jika dibandingkan dulu. Mungkin itu saja yang bisa aku sampaikan Wassalamualaikum! Di KJI 5, kami dikumpulkan dan di-briefing untuk mengumpulkan semacam proposal tentang apa yang akan kami bagikan kepada kawan-kawan kami, yang berhasil masuk kualifikasi bisa mengajukan diri untuk menjadi speaker, sedangkan untuk MC/Moderatornya, kami juga bisa mengajukan diri ingin menjadi moderatornya siapa. Aku mempersiapkan materi tentang "Make Your Own App!", sehari sebelum itu, aku mengirimkan sebuah aplikasi quiz sederhana ke grup peserta dan aku menyarankan mereka untuk menggunakannya terlebih dahulu, lalu setelah aku mempresentasikan materiku, aku memperlihatkan dan menjelaskan blocknya kepada peserta.
Setelah itu, aku tantang mereka untuk membuat aplikasi quiz juga, tapi mereka bebas mengganti blocknya, yang paling bagus bisa mendapat doorprize! Di hari pertama ada Khansa dan Namira, dengan tema 30 menit panah-Khan saja dan Fun English in Namira's way, sayangnya karena aku harus mengajar di TPQ, aku nggak ikut kelasnya mereka. Keni menjadi moderatornya Namira, sedangkan Bita menjadi moderatornya Khansa. Kemudian hari kedua ada aku dan Bita dengan tema Make your own app dan Yummy chocolate granola bar, dan yang aneh adalah aku deg-degannya 5 menit sebelum aku mulai presentasi. Tapi Alhamdulillah, walaupun terlalu cepat selesai dan aku agak gugup juga, sesinya berjalan dengan lancar, oiya Keni menjadi moderatornya Bita sedangkan Afrand menjadi moderatorku. Hari ketiga, ada kelas Videografi bersama Dhika dan aku sebagai moderatornya, lalu kelas membuat kopi dengan Ismail dan Namira sebagai moderatornya, dan kelas reparasi bersama Syams dan dimoderatori oleh Dhika. Karena jaringannya Dhika kurang bagus, video dan audionya Dhika ngelag, tapi akhirnya bisa dimaklumi oleh peserta. Di hari keempat, ada Keni yang berbicara tentang typeface dan font dengan Khansa sebagai moderatornya, lalu Argya yang mengajak kami jalan-jalan di Belanda sambil dimoderatori oleh Namira, dan terakhir kita akan belajar tentang konsep dasar dalam fotografi bersama Afrand dengan Ismail sebagai moderatornya. Di hari yang sama, sorenya ada om Indra yang berbicara tentang usahanya melestarikan sungai Citarum yang dimulai pada tahun 2001, beliau konsisten melakukan pembersihan sungai sendiri sampai akhirnya dibantu beberapa pemulung pada tahun 2009. Beliau dibantu pemerintah mulai tahun 2018, karena ada temannya kak Indra dari Prancis yang menyusuri sungai Citarum lalu diposting di media sosial, lalu beliau mendapatkan penghargaan Kalpataru pada tahun 2020. (Sayangnya, aku ketiduran saat meetingnya, entah kenapa). Beliau mendirikan sekolah yang SPPnya dibayar dengan sampah hasil memulung di sungai Citarum, Eits, sebelum KJI ditutup, tentunya para peserta akan mengerjakan tantangan dari speaker dulu, dong! Tantanganku adalah membuat aplikasi quiz dengan contoh block yang sudah aku sediakan atau boleh membuat sendiri blocknya, kemudian kirimkan file .aia nya. Yang mengirimkan tantangan kepadaku adalah Aliv, Laksmi, Kinar, Danesh. Dan Laksmi adalah yang paling cepat mengumpulkan tantangannnya dan saat dia aku beri tips untuk memperbaiki aplikasinya, dia juga cepat belajar! Peserta yang lain juga aktif bertanya kepadaku, misalnya si Kinar. Sayangnya, Danesh yang mengaku sudah pernah membuat beberapa aplikasi menggunakan MIT App Inventor 2, mempunyai beberapa bug di aplikasi yang dia kirimkan kepadaku. Sekian dariku, wassalamualaikum! Beberapa hari yang lalu, ibuku dan bapakku tampak melihat-lihat hotel-hotel di Traveloka, Google, Trip Advisor dan Agoda, aku pun bertanya, "Kenapa kok liat-liat hotel?".
Aku cukup heran, kenapa bapak sama ibu mau liburan, padahal selama ini bapak dan ibu agak khawatir dengan pandemi Ibu bilang, hari Jumat nanti bapak sudah masuk ke kantor lagi jadi mumpung ada waktu sebelum bapak ke kantor, kita liburan. Karena waktu itu adalah hari Senin, aku pikir aku hanya akan menyelesaikan ujianku dan aku hanya bersiap-siap saat hari Rabu, tapi besoknya ternyata orangtuaku sudah memesan 2 kamar di sebuah hotel kecil bernama Maniva, Maniva terletak di hutan kecil, enak banget! Sebelum berangkat liburan, aku harus selesai dulu dengan ujianku, iya, aku punya ujian dengan Setara Daring, untungnya aku sudah mencicil menyelesaikan ujiannya, hanya mata pelajaran Matematika yang belum aku selesaikan. Setelah menyelesaikan ujian Matematika, aku pun beristirahat. Aku bersiap-siap beberapa jam sebelum kami sekeluarga berangkat, aku tidak membawa koper, aku hanya membawa tas punggung yang cukup besar karena kami hanya menginap selama sehari semalam. Tempat parkirnya Maniva bukan di dalam komplek hotel melainkan di luar, ditambah dengan kecilnya dan tersembunyinya jalan masuk ke komplek hotel Maniva membuatku dan keluargaku kebingungan saat ingin memasuki Maniva untuk check-in. Karena bingung, ayahku menelpon call center Maniva. Akhirnya dengan bantuan satpam, kami bisa tahu jalan masuk ke Maniva. Setelah check-in, bapakku dan ibuku merasa ingin mengganti kamar, karena ternyata Maniva masih dalam proses pembangunan, dan kamar yang kami pesan menghadap ke arah konstruksi, bapakku dan ibukku pun bilang ke resepsionis untuk mengganti kamar kami ke kamar yang tidak menghadap ke arah konstruksi. Dan, di kamarnya ada smart tv dan WiFi! Aku baru pertama kali menggunakan smart tv, tapi aku cepat paham dan akupun menonton YouTube tentang Phantom Forces, game kesukaanku di Roblox untuk sekarang. Setelah shalat ashar, aku ingin mencoba membuat teh, tapi tanganku terpleset. Dan alhasil, pahaku terkena air panas, untungnya lantainya hotel Maniva terbuat dari kayu dan berongga. Untungnya juga, pahaku tidak terlalu sakit, bapak menyuruhku untuk menyiram pahaku selama 10 menit. Setelah maghrib, kami pun memasak makanan kami di dekat aula hotel. Apakah boleh? Pihak Maniva membolehkan kami tapi kami harus diluar kamar. Jadi pihak Maniva menyediakan tempat semacam balkon untuk dijadikan "dapur" kami. Dan kami memasak budae jiggae, ramen dan satu hidangan lagi yang aku lupa, kami beli bahan, peralatan dan bumbu dari Kirin Kimbap, kebetulan yang punya Kirin Kimbap adalah temannya ibuku. Setelah makan malam, kami merencanakan untuk sarapan roti coklat panggang besok, jadi kami membeli roti dan selai. |
BiografiNamaku Raditya Ardi W. Archives
July 2023
Categories |